KEGELISAHAAN DAN PENYEBABNYA

Kegelisahan dan  Gejalanya

Kesadaran manusia akan hakikatnya sebagai bagian dari kosmologi dan perannya sebagai mahluk yang ‘mendiami dunia’ maka lahirlah beberapa konsep yang dipakainya sebagai dasar manusia hidup.

Konsep-konsep tersebut adalah hidup sekedarnya, takdir, dan cakra manggilingan. Apabila manusia tidak bisa menjaga hakikat dirinya dan hakikat hidupnya maka yang timbul adalah kegelisahan. Sumber dari kegelisahan adalah hawa nafsu dan sikap pamrih (tidak ikhlas). Kedua hal ini akan menyebabkan munculnya sikap keserakahan dan konflik. Keserakahan dan konflik akan memunculkan ketakutan, kekecewaan, dan pada akhirnya adalah kegelisahan.

Selain kegelisahan, penderitaan juga disebabkan karena kekecewaan, yaitu apa yang diharapkan ternyata tidak diperoleh. Jadi penderitaan juga berhubungan dengan pamrih. Penderitaan juga berhubungan dengan ketakutan. Orang yang selalu merasa takut akan hidup menderita. Penderitaan yang menimpa hidup manusia banyak berhubungan dengan ‘daya hidup’ yang menjelma menjadi hawa  nafsu.

Terdapat berbagai daya hidup yaitu daya hidup raewani, nabati, haewani, jasmani, rohani, rohmani, dan robbani. Daya hidup ini akan berpengaruh terhadap tingkat kesempurnaan hidup manusia yaitu tingkat An Nafs al Ammarah, al Lawwamah, al Mulhima, al Qana’ah, al Mut’mainnah, al Radiyah, dan al Kamilah.

Untuk bisa menuju kesempurnaan hidup di mana hidup sudah tidak mengenal lagi kegelisahan dan penderitaan maka orang harus melakukan olah batin. Olah batin tersebut adalah dalam rangka menghilangkan nafsu dan pamrih. Terdapat olah batin yang harus diikuti supaya kesempurnaan jiwa dapat dicapai, yaitu mengembangkan sikap selalu instrospeksi, sabar, nrimo, dan ikhlas.

Manusia selama ini seringkali tenggelam dalam kegelisahan. Berbagai penyebab kegelisahan telah menyita waktu dan perhatian manusia, dan sayangnya banyak yang tidak menyadari betapa mengganggunya kegelisahan itu. Kegelisahan yang timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan mereka di dalam pikiran kita melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk mengerti bahaya perasaan keakuan dan melalui khayalan yang melambung serta kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda. Hanya jika kita dapat melihat suatu kejadian atau benda dengan apa adanya, bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang kekal di dunia ini dan bahwa keakuan kita sendiri merupakan khayalan liar yang membawa kekacauan dalam pikiran yang tidak terlatih. Kegelisahan adalah suatu rasa tidak tenteram, tidak tenang, tidak sabar, rasa khawatir/cemas pada manusia. Kegelisahan merupakan gejala universal yang ada pada manusia manapun. Namun kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingakah laku atau gerak – gerik seseorang dalam situasi tertentu. Jadi, kegelisahan merupakan sesuatu yang unik sebagai manifestasi dari perasaan tidak tenteram, khawatir, ataupun        cemas.

Mengapa manusia gelisah?

Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan manusia untuk dapat mengetahui hal-hal yang akan datang atau yang belum terjadi. Hal ini terjadi misalnya karena adanya suatu harapan, atau adanya ancaman. Manusia gelisah karena takut terhadap dosa-dosa dan pelanggaran (yang telah dilakukan), takut terhadap hasil kerja (tidak memenuhi kepuasan spiritual), takut akan kehilangan milik (harta dan jabatan), atau takut menghadapi keadaan masa depan (yang tidak disukai). Sedangkan sumber kegelisahan berasal dari dalam diri manusia (internal) misalnya rasa lapar, haus, rasa sepi, dan dari luar diri manusia (eksternal) misalnya kegelisahan karena diancam seseorang.

Kegelisahan menunjuk pada seseuatu negatif, tetapi di sisi lain tetap mempunyai harapan. Sehingga antara kegelisahan dan harapan seolah-olah merupakan saudara kembar. Muncul ketenangan apabila ada keseimbangan antara kegelisahan dan harapan. Untuk keluar dari kegelisahan, manusia harus mengetahui alasan dasar atau sebab dari kegelisahannya. Bila ia menyelidiki masalah tersebut, akan jelas bahwa pada saat ia mulai membangkitkan kekotoran dalam batin atau pikiran, ia pasti menjadi gelisah. Pikiran yang tidak murni dan kotor tidak dapat hadir bersamaan dengan kedamaian dan keharmonisan. Pergaulan bebas di kampus dapat menyebabkan kegelisahan diri yang bisa teramat dalam. Rasa penyesalan atas apa yang telah dilakukan dan takut tidak akan dihargai oleh orang lain lagi akibat pergaulan bebas membuat kegelisahan diri. Oleh karena itu, sebelum terjadi penyesalan dan kegelisahan, sebaiknya sebagai mahasiswa yang  tujuan utamanya adalah menuntut ilmu, sebaiknya kita tidak usah mengikuti pegaulan bebas yang tidak tau arahnya     kemana.

Menurut Sigmun Freud, ada 3 macam kegelisahan :

a.   Kegelisahan objektif.

Kegelisahan ini identik dengan kenyataan. Ciri-ciri utamanya adalah ia bersumber dari luar diri manusia. Hal ini muncul dari antisipasi seseorang berdasarkan pada pengalaman perasaanya. Artinya, kegelisahan ini muncul setelah adanya pemicu atau sebab dari luar kemudian direspon oleh orang-orang banyak, karena ia bersifat objektif. Respon yang diberikan oleh orang-orang banyak itu seragam karena mereka telah pernah mengalaminya dan merasakan akibat dari sumber itu secara luas. Contohnya : Kegelisahan masyarakat setelah ada pengumuman kenaikan BBM.

b.   Kegelisahan neurotik.

Seperti namanya, kegelisahan ini berhubungan dengan sistem syaraf kita. Syaraf-syaraf kita bekerja secara alami ketika tubuh merasa terancam atau mengetahui akan ada suatu hal berbahaya yang akan terjadi. Tubuh tidak diperintahkan untuk melakukannya. Singkatnya kegelisahan ini ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya naluriah. Contohnya: Kegelisahan para peserta Idonesian Idol ketika akan mengetahui siapa yang harus pulang pada malam mereka tampil dan kegelisahan murid-murid sekolah ketika menunggu hasil ujian akhir.
c. Kegelisahan moral.

Kegelisahan ini mucul dari dalam diri sendiri. Sebagian besar karena rasa bersalah atau malu dalam ego yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan bahaya dari hati nurani. Hal ini timbul karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai hari nurani dan sadar atau tidak mereka tahu mana hal yang benar dan mana yang salah. Walaupun mereka melakukan kejahatan, setiap orang pastilah tahu hal yang dilakukannya itu adalah salah. Keadaan mungkin yang memaksa mereka melakukannya. Jadi, mereka tetap mempunyai rasa bersalah dan mengalami kegelisahan moral itu. Contohnya: Setelah terungkap permasalahan korupsi di tubuh KPU, banyak pihak yang terkait merasa gelisah.

B. Faktor Penyebab Kegelisahan

Bukan merupakan sebuah kepastian bahwa akar penyebab kegelisahan selalu bermula dari faktor keluarga atau metode pendidikan yang diterapkan oleh kedua orang tua. Bahkan, terkadang ia muncul dari diri penderita sendiri dan itu merupakan faktor sangat dominan dan berpengaruh dalam semua aspek keberadaan manusia sampai akhir   hayatnya.
a.  Dari Dalam

Mungkin, kita bisa menyebutkan beberapa hal berikut ini yang berhubungan dengan pembahasan  tersebut:

1. Cinta Diri

Kecintaan seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang wajar, namun sebagian orang telah berlebihan dalam mempertahankan cinta tersebut, sehingga terbebani dengan berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud cinta diri adalah kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri sendiri, dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu, sehingga ia tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit tersebut.
Ya perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia, mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya secara keseluruhan demi memperoleh  kerelaannya.

2. Lalai dalam Mengingat Allah
Dalam beberapa hadits dan riwayat Shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah, berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah dan larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul dari setan yang telah mengguncangkan  jiwanya.
Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak          negatifnya.

3. Gejolak  Hati
Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was.
Karena itu, ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera melawan guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul dan tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan mudah.

4. Rasa Takut dan Malu
Mungkin, sifat malu merupakan salah satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang pemalu adalah orang yang takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan kita membahas tentang sebab-sebabnya pada anak-anak.
Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.

5. Tidak Merasa Aman
Dalam keadaan tertentu, perasaan tidak aman merupakan faktor penyebab terjadinya was-was. Dengan kata lain, sebagian orang akan menderita was-was lantaran dirinya merasakan tidak adanya keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini merupakan akibat dari lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam mengendalikan   diri.
Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.

6. Jiwa yang   Lemah
Kelemahan jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai suatu taraf dimana ia sendiri kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya, sehingga kita mendapatinya dengan terpaksa menyerah dihadapan kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding dengan orang yang lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah kedalam bentuk perasaan lemah.

b. Kemasyarakatan
Terkadang, dalam beberapa keadaan, was-was diakibatkan oleh faktor sosial dimana kita dapat melihat sebagian gejalanya ketika seseorang melakukan suatu perbuatan yang sama dengan orang lain dan selalu mengikutinya. Namun kasus ini berbeda dengan dimana anak-anak mewarisinya dari ayah atau ibunya. Dengan kata lain, mengikuti perilaku orang lain dan taklid terhadap kelakuan mereka yang salah serta berteman dengan segala penderita penyakit tersebut akan menyebabkan terjadinya kontradiksi yang dibencinya dan membantu proses transfer penyakit tersebut dari satu orang kepada orang lain.

C. Solusi   Kegelisahan

               Cara yang mungkin juga baik untuk digunakan dalam mengatasi kegelisahan:

  • Dengan memerlukan sedikit pemikiran yaitu, pertama kita menanyakan pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.
  • Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita. Bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa  kita.
  • Berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab Tuhan adalah yang paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau berdoa dan memohon kepadaNya.

AGAMA ISLAM, SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA MATA KULIAH : PENGANTAR STUDI ISLAM

A. Pendahuluan

Firman Allah SWT yang artinya :

“Tidaklah Kami utus engkau kecuali kepada seluruh alam menjadi kabar gembia dan pemberi peringatan”. (Saba’ : 28)

Risalah Rasululah SAW. adalah untuk semua tempat dan waktu. Oleh sebab itu, bisa di pastikan bahwa pembawa risalah ini memiliki derajat dan kemampuan yang sanggup untuk membawa risalah tersebut yang Allah pilih dengan kelebihan-kelebihan khusus.

Sejarah Islam adalah sejarah tentang bangsa-bangsa dan Negara-negara Islam sejak munculnnya Islam hingga masa kini. Sedangkan wilayah geografisnya memanjang dari Lautan Atlantik  hinga Lautan Teduh.

Agama Islam memiliki kesempatan untuk menyebar lebih luas karena Islam kini banyak bersentuhan dengan negeri-negeri “perawan”. Sangat memungkinkan bagi kita semua untuk menarik banyak orang masuk kedalam Islam jika kita mampu mendidik generasi dai yang mapu menghadirkan Islam secara baik kepada manusia. Dengan demikian, peta dunia Islam selalu terbuka untuk berubah.

B. SEJARAH AGAMA ISLAM

1.  Biografi Nabi Muhammad SAW

Berawal pada tahun 622 ketika wahyu pertama diturunkan kepada Rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira’, Arab Saudi. Sejarah Islam menceritakan perkembangan Islam sampai sekarang.

Risalah Islam dilanjutkan oleh Nabi Muhammad SAW, di Jazirah Arab pada abad ke-7 masehi ketika Nabi Muhammad saw mendapat wahyu dari Allah SWT. Setelah kematian Rasullullah SAW, kerajaan Islam berkembang hingga Samudra Atlantik dan Asia Tengah di Timur.

Namun, kemunculan kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah, Abbasiyyah, Turki Seljuk, dan Kekhalifahan Ottoman, Kemaharajaan Mughal, India,dan Kesultanan Melaka telah menjadi kerajaaan yang besar di dunia. Banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sebagainya muncul dari negeri-negeri Islam terutama pada Zaman Emas Islam. Karena banyak kerajaan Islam yang menjadikan dirinya sekolah.

Di abad ke-18 dan 19 masehi, banyak daerah Islam jatuh ke tangan Eropa. Setelah Perang Dunia I, Kerajaan Ottoman, yaitu kekaisaran Islam terakhir tumbang. Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang dilewati oleh jalur sutera. Kebanyakkan Bangsa Arab merupakan penyembah berhala dan sebagian merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi. Mekah adalah tempat suci bagi bangsa Arab ketika itu karana terdapat berhala-berhala mereka dan Telaga Zamzam dan yang paling penting sekali serta Ka’bah yang didirikan Nabi Ibrahim beserta Ismail.

Nabi Muhammad SAW. dilahirkan di Mekah pada Tahun Gajah yaitu 570 M. Ia merupakan seorang anak yatim setelah kedua orang tuanya meninggal dunia. Muhammad akhirnya dibesarkan oleh pamannya, Abu Thalib. Muhammad menikah dengan Siti Khadijah dan menjalani kehidupan yang bahagia.

Namun, ketika Nabi Muhammad SAW. berusia 40 tahun, beliau didatangi Malaikat Jibril Sesudah beberapa waktu Muhammad mengajar ajaran Islam secara tertutup kepada rekan-rekan terdekatnya yang dikenal sebagai “As-Sabiqun Al-Awwalun (Orang-orang pertama yang memeluk Islam)” dan seterusnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah.

Pada tahun 622 M, Muhammad dan pengikutnya hijrah ke Madinah. Peristiwa ini disebut Hijrah. Peristiwa lain yang terjadi setelah hijrah adalah pembuatan kalender Hijirah. Penduduk Mekah dan Madinah ikut berperang bersama Nabi Muhammad SAW. dengan hasil yang baik walaupun ada di antaranya kaum Islam yang tewas. Lama kelamaan para muslimin menjadi lebih kuat dan berhasil menaklukkan Kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad SAW. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan Islam.

2.  Periodesasi Penyebaran Islam Pada Masa Nabi SAW

a). Perkembangan Islam Periode Mekkah

Pada awalnya agama Islam hanya berkembang dikota Mekkah dan sekitarnya. Namun awalnya agama Islam hanya diterima oleh kalangan bahwa seperti orang miskin, wanita pekerja maupun para budak. Sejak penyebaran agama Islam dilakukan secara terbuka, muncul reaksi perlawanan yang menentang penyebaran Islam seperti penyiksaan, ancaman keselamatan terhadap para pengikut Islam. Sehingga pada tahun 615M Nabi Muhammad SAW mengungsikan pengikutnya ke Habsyah, selanjutnya menjadi Abbesinia (Ethiopia sekarang).

Faktor penyebab terjadinya perlawanan terhadap agama Islam bukan semata-mata karena masalah agama yang dipandang bertentangan dengan kepercayaan asli masyarakat, tetapi karena faktor politik, yaitu khawatiran terhadap kemungkinan keluarga Abu Muthalib menguasai Mekkah, faktor ekonomi yaitu menurunnya pendapatan para pemahat patung dan faktor sosial, karena kaum bangsawan atau raja tidak setuju derajatnya disamakan dengan rakyat biasa.

b). Perkembangan Islam Periode Madinah

Terjadinya perlawanan yang menentang penyebaran agama Islam dari Mekkah, menyebabkan Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Tetpi sebelum hijrah dilakukan, telah terjadi peristiwa yang sangat penting, yaitu peristiwa Isra’ dan Mi’raj pada tanggal 27 Rajab tahun 621 M.

Keadaan di Madinah sangat jauh berbeda dengan di Mekkah, kalau di Mekkah, Nabi Muhammad SAW Islam dimusuhi dan mendapat perlawanan sehingga tidak mungkin untuk berkembang sedangkan di Madinah Nabi Muhammad SAW disambut dengan gembira, karena kedatangan Nabi sudah lama diharapkan.

Di Madinah perkembangan agama Islam cukup pesat dan penganutnya semakin bertambah banyak. Oleh karena itu, sejak Nabi Muhammad SAW menetap di Madinah, maka masyarakat Madinah menjadi 4 golongan yaitu :

1. Kaum Muhajirin, terdiri atas orang-orang Mekkah yang ikut serta melakukan

hijrah dengan Nabi.

2.Kaum Ashar, terdiri atas orang-orang Madinah yang membantu Nabi Muhammad SAW .

3. Kaum Munafiqin, terdiri dari mereka yang hanya ikut memeluk agama Islam

untuk mencari keuntungan lahiriah belaka .

4. Kaum Yahudi, terdiridari golongan pengikut Nabi Musa yang mengetahui ajaran Islam, tetapi tidak sudi meyakini Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi atau Rasul.

Setelah beberapa tahun lamanya Nabi Muhammad SAW menetap di Madinah, akhirnya turun perintah jihad, yaitu perang. Perang ini ditunjukkan untuk melawan Mekkah dan mempertahankan Ka’bah. Pertempuran sengit terjadi di gurun Badar dan Uhud (tahun 630 M). ka’bah berhasil dikuasi oleh orang-orang Islam dan akhinya penduduk Mekkah dalam waktu kurang lebih dua tahun sebagian besar Jazirah Arab telah memeluk agama Islam. Orang-orang Yahudi dan Kristen yang mengakui kedaulatan agama Islam dibiarkan tetap memeluk agama mereka dan dilindungi harta dan jiwanya.

Kemenangan umat Islam membawa bangsa Arab ke arah persatuan dan kesatuan karena sudah lama bangsa itu hidup dalam perpecahan dan saling bermusuhan. Nabi Muhammad SAW berhasil penuh dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai Rasul dan pemimpin negara. Namun, Nabi Muhammad SAW tidak dapat mengenyam masa kejayaan Islam, karena sesudah menegakkan dasar- dasar yang kukuh, pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun 632 M beliau wafat dan dimakamkan di Madinah.

C. PERKEMBANGAN ISLAM DI DUNIA

Pasca wafatnya Nabi Saw yaitu pada tahun 132 H/750 M, keturunan bani Umayyah ditumpas habis dan menandai berkahirnya dinasti tersebut. Hanya Abdurrahman satu-satunya keturunan bani Umayah yang berhasil melarikan diri ke Andalusia dan mendirikan dinasti Umayyah II di daratan Eropa tersebut. Sejalan dengan pesatnya perkembangan Islam di Asia dan Afrika. Islam juga menyebar ke Eropa, yaitu melalui tiga jalan sebagai berikut:

1.  Jalan barat, yakni dilakukan dari Afrika Utara melalui Semenanjung Iberia di bawah pimpinan thariq bin ziyad (711 M). Bahkan tentara Islam dapat melewati Pegunungan Pirenia yang akhirnya ditahan oleh tentara perancis di bawah pimpinan Karel Martel di kota Poitiers (732 M). Akhirnya pemerintahan Khilafah Umayyah memipmpin di semenanjung Liberia yang dikenal dengan Bani Umayah II (711 M- 1492 M) dengan ibukotanya Cordoba.

2. Jalan tengah, yakni dilakukan dari Tunisia melalui Sisilia menuju sepenanjung Apenina. Islam dapat menduduki Sisilia dan Italia selatan, tetapi dapat direbut kembali oleh bangsa Nordia pada abad ke-11.

3.  Jalan timur, dimana pada tahun 1453M, Turki dibawah pimpinan Sultan Muhammad II berhasil menaklukkan Byzantium dengan terlebih dahulu menyerang Konstantinopel dari arah belakang yakni laut hitam sehingga mengejutkan tentara byzantium timur. Dari Byzantium, tentara turki usmani terus melakukan perlawanan sampai ke kota Wina di Austria. Setelah itu tentara Turki Usmani mundur kembali ke Semenanjung Balkan dan menguasai daerah ini selama kurang lebih empat abad. Baru pada abad ke-19, daerah ini berhasil melepaskan diri dari kekuasaan Islam. Akan tetapi kota konstantinopel masih tetap dikuasai dinasti Umayyah dan berubah menjadi Istambul.

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN

Sesungguhnya Eropa banyak berhutang budi pada Islam karena banyak sekali peradaban Islam yang mempengaruhi Eropa, seperti dari spanyol, perang salib dan sisilia. Spanyol sendiri merupakan tempat yang paling utam bagi Eropa dalam menyerap ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam, baik dalam bentuk politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan pendidikan. Beberpa perkembangan Islam antara lain sebagai berikut.

1. Bidang politik

Terjadi balance of power karena di bagian barat terjadi permusuhan antara Bani Umayyah II di Andalusia dengan kekaisaran Karoling di Perancis, sedangkan di bagian timur terjadi perseteruan antara bani Abbasyah dengan kekaisaran Byzantium timur di semenanjung Balkan. Bani Abbasyah juga bermusuhan dengan Bani Umayyah II dalam perebutan kekuasaan pada tahun 750 M. Kekaisaran Karoling bermusuhan dengan kekaisaran Byzanium timur dalam memperebutkan Italia. Oleh karena itu terjadilah persekutuan antara Bani Abbasyah dengan kekaisaran Karoling, sedangkan Bani Umayyah II bersekutu dengan Byzantium Timur. Persekutuan baru berakhir setelah terjadi perang salib (1096-1291).

2. Bidang Sosial Ekonomi

Islam telah menguasai Andalusia pada tahun 711 M dan Konstantinopel pada tahun 1453 M. Keadaan ini mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan Eropa. Islam berarti telah menguasai daerah timur tengah yang ketika itu menjadi jalur dagan dari Asia ke Eropa. Saat itu perdagangan ditentukan oleh negara- negara Islam. Hal ini menyebabkan mereka menemukan Asia dan Amerika.

3. Bidang Kebudayaan

Melalui bangsa Arab (Islam), Eropa dapat memahami ilmu pengetahuan kuno seperti dari Yunani dan Babilonia. Tokoh tokoh yang mempengaruhi ilmu pengetahuan dan kebudayaan saat itu antara lain sebagai berikut:

a. Al Farabi (780-863M)

Al Farabi mendapat gelar guru kedua (Aristoteles digelari guru pertama). Al Farabi mengarang buku, mengumpulkan dan menerjemahkan buku- buku karya aristoteles.

b. Ibnu Rusyd (1120-1198)

Ibnu Rusyd memiliki peran yang sangat besar sekali pengaruhnya di Eropa sehingga menimbulkan gerakan Averoisme (di Eropa Ibnu Rusyd dipanggil Averoes) yang menuntut kebebasan berfikir. Berawal dari Averoisme inilah lahir roformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M di Eropa. Buku-buku karangan Ibnu Rusyd kini hanya ada salinannya dalam bahasa latin dan banyak dijumpai di perpustakaan- perpustakaan Eropa dan Amerika. Karya beliau dikenal dengan Bidayatul Mujtahid dan Tahafutut Tahaful.

c. Ibnu Sina (980-1060 M)

Di Eropa, Ibnu Sina dikenal dengan nama Avicena. Beliau adalah seorang dokter di kota Hamazan Persia, penulis buku-buku kedokteran dan peneliti berbagai penyakit. Beliau juga seorang filsuf yang terkenal dengan idenya mengenai paham serba wujud atau wahdatul wujud. Ibnu Sina juga merupakan ahli fisika dan ilmu jiwa. Karyanya yang terkenal dan penting dalam dunia kedokteran yaitu Al Qanun fi At Tibb yang menjadi suatu rujukan ilmu kedokteran.

4. Bidang Pendidikan

Banyak pemuda Eropa yang belajar di universitas-unniversitas Islam di Spanyol seprti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama belajar di universitas-universitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke negerinya, mereka mendirikan seklah dan universitas yang sama.

Universitas yang pertama kali berada di Eropa ialah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru berdiri 18 universitas. Pada universitas tersebut diajarkan ilmu-ilmu yang mereka peroleh dari universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat.

Banyak gambaran berkembangnya Eropa pada saat berada dalam kekuasaan Islam, baik dalam bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi, kebudayaan, ekonomi maupun politik. Hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062 M) belajar ilmu kedokteran
pada salah satu fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika kembali ke
negerinya Inggris ia diangkat menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry I
(1120 M). Selain menjadi dokter, ia bekerja sama dengan Walcher
menyusun mata pelajaran ilmu falak berdasarkan pengetahuan sarjan dan
ilmuwan muslim yang didapatnya dari spanyol. Demikin juga dengan
Adelard of Bath (1079-1192 M) yang pernah belajar pula di Toledo dan
setelah ia kembali ke Inggris, ia pun menjadi seorang sarjan yang
termasyhur di negaranya.

2.  Cordoba mempunyai perpustakaan yang berisi 400.000 buku dalam

berbagai cabang ilmu pengetahuan.

3. Seorang pendeta kristen Roma dari Inggris bernama Roger Bacon (1214-
1292 M) mempelajari bahasa Arab di Paris (1240-1268 M). Melalui
kemampuan bahasa Arab dan bahasa latin yang dimilikinya, ia dapat
membaca nasakah asli dan menterjemahkannya ke dalam berbagai ilmu
pengetahuan, terutama ilmu pasti. Buku-buku asli dan terjemahan tersebut
dibawanya ke Universitas Oxford Inggris. Sayangnya, penerjemahan
tersebut di akui sebagai karyanya tanpa menyebut pengarang aslinya.
Diantara bukuyang diterjemahkan antara lain adalah Al Manzir karya Ali
Al Hasan Ibnu Haitam (965-1038 M). Dalam buku itu terdapat teori
tentang mikroskop dan mesiu yang banyak dikatakan sebagai hasil karya
Roger Bacon.

4. Seorang sarjana berkebangsaan Perancis bernama Gerbert d’Aurignac
(940-1003 M) dan pengikutnya, Gerard de Cremona (1114-1187 M) yang
lahir di Cremona, Lombardea, Italia Utara, pernah tinggal di Toledo,
Spanyol. Dengan bantuan sarjana muslim disana , ia berhasil
menerjemahkan lebih kurang 92 buah buku ilmiah Islam ke dalam bahasa
latin. Di antara karya tersebut adalah Al Amar karya Abu Bakar
Muhammad ibnu Zakaria Ar Razi (866-926 M) dan sebuah buku
kedokteran karangan Qodim Az Zahrawi serta buku Abu Muhammad Al
baitar berisi tentang tumbuhan. Sarjana-sarjana muslim tersebut
mengajarkan penduduk non muslim tanpa membeda-bedakan agama yang
mereka anut.

5. Apabila kerajaan-kerajaan non muslim mengalahkan kerajaan-kerajaan
Islam, maka yang terjadi adalah pembumihangusan kebudayaan Islam dan
pembantaian kaum muslim. Akan tetapi, apabila kerajaan-kerajaan Islam
yang menguasai kerajaan non muslim, maka penduduk negeri tersebut
diperlakukan dengan baik. Agama dan kebudayaan merekapun tidak
terganggu

6. Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan
ke dalam bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai karya mereka
sendiri.

D. PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

Masuknya Islam di Indonesia Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 atau ke-8 yang bertepatan dengan abad ke-1 atau ke-2 H. Rute atau jalur yang dilewati adalah jalur utara dan selatan. Daerah yang mula-mula menerima masuknya agama Islam adalah pantai barat Pulau Sumatera. Penyebaran Islam di Indonesia yang berjalan secara damai tanpa menimbulkan kekerasan merupakan cermin hakikat ajaran Islam yang menjadi rahmatan lil alamin.

Perkembangan Islam di Indonesia berlangsung di beberapa tempat, yaitu Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Maliku, Irian Jaya, dan Nusa Tenggara.

1.Perkembangan Islam di Sumatera

Pada pertengahan abad ke-13, di Sumatera telah berdiri kerajaan Islam Samudera Pasai yang merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini terletak di pesisir timur laut Aceh yang sekarang merupakan wilayah Kabupaten Lhouksumawe. Samudera Pasai adalah sebuah kerajaan maritime. Samudera pasai telah mengadakan hubungan dengan Sultan Delhi di India pada pelayaran kerajaan Samudra Pasai merupakan pusat studi agama Islam dan tempat berkumpulnya para ulama dari berbagai negara Islam.

2.Perkembangan Islam di Jawa

Perkembangan di Jawa tidak bisa dipisahkan dari peranan wali, jumlah wali yang terkenal sampai sekarang adalah sembilan, yang dalam bahasa dikenal dengan sebutan WALI SONGO. Para wali yang termasuk dalam wali songo adalah sebagai berikut :

a). MAULANA MALIK IBRAHIM

Maulana malik ibrahim juga dikenal dengan panggilan Maulana Maghribi atau syekh Magribi, karena berasal dari wilayah Maghribi, Afrika Utara. Kedatangannya dianggap sebagai permulaan masuknya Islam di Jawa.

Maulana Malik Ibrahim menerapkan metode dakwah yang tepat untuk menarik simpati masyarakat terhadap Islam.

b). SUNAN AMPEL

Pada awal penyiaran Islam di pulau Jawa, Sunan Ampel menginginkan masyarakat menganut keyakinan Islam yang murni. Ia tidak setuju dengan kebiasaan masyarakat Jawa, seperti kenduri, selamatan dan sesaji. Hal itu terlihat darpersetujuannya ketika Sunan Kalijaga, dalam ocehannya menarik umat Hindhu dan Budha mengusulkan agar adat istiadat Jawa itulah yang diberi warna Islam.

c). SUNAN BONANG

Dalam menyebarkan agama Islam, ia selalu menyesuaikan diri dengan kebudayaan masyarakat yang sangat menggemari wayang serta musik gamelan. Sunan Bonang memusatkan kegiatan dakwahnya di Tuban. Dalam aktifitasnnya ia mengganti nama dewa dengan nama-nama malaikat.

d). SUNAN GIRI

Sunan Giri memulai aktifitas dakwahnya didaerah Giri dan sekitarnya dengan mendirikan pesantren yang santrinya kebanyakan berasal dari golongan masyarakat ekonomi lemah. Sunan Giri terkenal sebagai pendidik yang berjiwa demokratis.

e). SUNAN DRAJAT

Sunan Drajat juga tidak ketinggalan untuk menciptakan tembang jawa yang sampai saat ini masih digemari masyarakat, yaitu tembang pangkur. Hal yang paling menonjol dalam dakwah sunan drajat ialah perhatiannya yang serius pada masalah-masalah sosial, ia selalu menekan bahwa memberi pertolongan kepada masyarakat umum.

f). SUNAN KALIJAGA

Ketika para wali memutuskan untuk menggunakan pendekatan kultural termasuk pemanfaatan wayang dan gamelan sebagai media dakwah, orang yang paling berjasa dalam hal ini adalah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga mengarang aneka cerita wayang bernafaskan Islam terutama mengenai etika.

g). SUNAN KUDUS

Sunan Kudus mengajarkan agama Islam didaerah Kudus dan sekitarnya, ia mempunyai keahlian khusus dalam ilmu fiqih, urul fiqih, tauhid, hadits, tafsir dan logika. Oleh karena itu ia mendapat julukan waliyyul ‘ilmi. Sunan Kudus juga melaksanakan dakwah dengan pendekatan kultural.

h). SUNAN MURIA

Sunan Muria memusatkan kegiatan dakwahnya di Gunung Muria yang terletak 18 km sebelah utara kota Kudus. Cara yang ditempuhnya dalam menyiarkan agama islam adalah dengan mengadakan kursus-kursus bagi kaum pedagang, para nelayan, dan rakyat biasa.

i). SUNAN GUNUNG JATI

Sunan gunung Jati lahir di Mekkah pada tahun 1448. ia mengembangkan ajaran islam di cirebon, majalengka, kuningan, kawali, sunda kelapa dan banten sebagai dasar bagi perkembanganislam di Banten.

3.Perkembangan Islam di Sulawesi

Masuknya islam di Sulawesi tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik. Hal itu karena Sunan Giri menyelenggarakan pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari luar Jawa, seperti ternate dan hiu. Pada abad ke-16 di sulsel telah berdiri kerajaan hindhu gowa dan tallo. Penduduknya banyak yang memeluk agama islam karena hubungannya dengan kesultanan Ternate.

4.Perkembangan Islam di Kalimantan

Pada abad ke-16, Islam mulai memasuki kerajaan Sukadana. Dibagian selatan Kalimantan berdiri kerajaan Islam Banjar pada sekitar tahun 1526. Pangeran Suriansyah merupakan tokoh yang amat penting dalam sejarah Islam di Kalimantan. Dalam usaha mengembangkan islam, Syekh muhamad Arsyad Al-Banjari mendirikan pondok pesantren untuk menampung santri yang datang dari berbagai pelosok Kalimantan. Pada masa berikutnya muncul seorang pahlawan Kalimatan yang sangat berjasa dalam mengembangkan Islam. Ia adalah SULTAN AMIRUDIN KHALIFATUL MUKMININ, yang lebih dikenal nama Pangeran Antasari.

5.Perkembangan Islam di Maluku dan Irian Jaya

Penyebaran islam di Maluku tidak lepas dari jasa para santri Sunan Drajat yang berasal dari Ternate dan Hitu. Di Maluku ada 4 kerajaan bersaudara yang berasal dari keturunan yang sama yaitu Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Raja Tidore masuk islam dan mengganti nama menjadi Sultan Jamalludin. Demikian juga raja Jailolo, ia masuk Islam dan mengganti nama menjadi Sultan Hassanudin. Peran kesultanan Ternate dalam penyebaran islam baru dimulai pada masa Sultan Zaenal Abidin. Ia juga berhasil mengambangkan islam ke Maluku dan Irian Jaya bahkan sampai ke Filipina.

E. SEBAB-SEBAB KEMUNDURAN UMAT ISLAM

1. Lemahnya Akidah dan Iman

Ada pertanyaan kenapa lemahnya akidah dan keimanan bagi umat Islam, karena kita dari dahulu senantiasa mengabaikan ajaran agama Islam, mengabaikan ilmu-ilmu Islam dan mengutamakan ilmu-ilmu yang lain dan ilmu agama Islam kita jadikan urutan-urutan sekian saja, yang penting kita makmur secara dunia agama kita singkirkan dari kehidupan.

Kita sesungguhnya kalau sadar adalah termasuk yang kufur nikmat. Dahulu kita sebelum merdeka merengek teriak-teriak dan mengadu kepada Allah setiap malam kita berdoa sambil duduk, berdiri dan berbaring. Tetapi setelah merdeka kemudian kita singkirkan hukum-hukum Islam, syariat-syariat Islam dan ajaran Islam dari kehidupan kita. Inilah yang mengakibatkan umat Islam mundur dari hari ke hari hingga hari ini.

2. Tidak Adanya Ukhuwah Islamiyah

Kita terpecah belah oleh aliran kepercayaan, aliran-aliran dalam Islam, organisasi-organisasi dan dipecah oleh partai-partai hingga sampai hari ini umat Islam menjadi berkeping-keping sehingga kita tidak punya kualitas apa-apa.

Rasulullah SAW mensinyalir yang artinya “hampir tiba masanya dimana bangsa-bangsa lain itu akan mengeroyok dan menyerbu umat Islam seperti makanan di atas meja hidangan”. Lalu sahabat merasa heran kemudian bertanya kepada Rasul “apakah jumlah kami waktu itu sedikit, sehingga kami dikeroyok dan diserbu sedemikian rupa seperti makanan yang mau dihidangkan ? “. Kemudian Nabi SAW. Menjawab: “Tidak! Bahkan jumlah kamu ketika itu banyak dan mayoritas tetapi jumlah kamu tidak memiliki kualitas dan terpecah satu dengan yang lain. Akhirnya kondisi semacam ini hanya banyak tetapi tidak mempunyai kualitas seperti buih yang ada dilautan”.

Ternyata penyebab utama kata Rasul adalah “Di dalam dada umat Islam itu tertancap penyakit wahn, sahabat bertanya apa penyakit wahn itu ya Rasul?, kemudian di jawabnya dengan “cinta dunia dan takut mati”.

Kalau hal ini masih ada pada diri umat Islam maka sampai pada hari kiamat pun kita tidak akan meraih yang namanya khairul ummah. Namun meskipun umat Islam belum bisa bangkit dan belum bisa menjadi teladan-teladan, tetapi bersyukur kita justru orang-orang non muslim terus meningkatkan kajian-kajian dan mengkaji ajaran Islam dan setelah itu mereka berbondong-bondong masuk agama Islam. Mudah-mudahan lewat para mu’allaf ini mereka bisa memberikan motivasi kepada umat Islam untuk menuju kejayaan Islam dan menjadi khoirul ummah, amin ya Robbal alamin.

E. Manfaat Mempelajari  Sejarah Perkembangan Islam

Beberapa manfaat dari sejarah perkembangan Islam abad pertengahan

diantaranya:

1.Jiwa dan semangat persatuan serta kesatuan yang dibina oleh tiga

kerajaan besar dapat membangun kerajaan pada zamannya.

2.Kerja keras dan pantang menyerah yang dilakukan oleh rakyat dan

pemimpin pada masa pertengahan telah membuahkan hasil yang gemilang.

3.Kreativitas dan ketekunan yang dimiliki para ilmuwan pada masa pertengahan telah     melahirkan berbagai ilmu pengetahuan dan perkembangan kebudayaan.

 

F. Daftar Pustaka

Kebun Dakwah Bersemi Kembali (KDBK)

Oleh : Abdul Rojib

(Kader LDK MATIMSYA)

Assalamu’alaikum wr.wb

Ikhwati sahabat pembaca budiman yang saya cintai karna Allah SWT. Betapa hidup kita begitu singkat adanya. Sekelumit harapan pasti ada pada diri setiap insan, yakni kehidupan akhir yang baik  jannatunna’im. Pribadi yang tangguh itulah dambaan hamba Allah pejuang jiwa yang sangat lemah ini. Allah Rabbul ‘Alamin telah menetapkan bagi setiap hambanya bahwasanya telah di  hunjamkan amanah hidup mendakwahi diri sendiri maupun mendakwahi orang banyak.

Dakwah islamiyah merupakan salah satu aset perjalanan runtut Nabi kita Rasulullah SAW yang semestinya kita jadikan kewajiban dan budaya para pejuang kebenaran. Perjalanan dakwah kampus tidaklah hanya berorientasi di kampus saja, tetapi itu merupakan bekal dan pembelajaran untuk kita terjun ke masyarakat luas nantinya. Dakwah itu dimanapun dapat di tebar, kebun-kebun dakwah yang subur maupun tandus sekalipun, itulah salah satu makna dakwah islamiyah. Beruntunglah bagi siapapun yang mendapat amanah dakwah dan memiliki kesadaran bahwa ia terlahir memikiul tanggungjawab syi’ar Islam yang syamil ini.

Alhamdulillah Lembaga Dakwah Kampus (LDK) MATIMSYA telah merombak kembali, mengatur strategi dan kuda-kuda estafet dakwah yang insyaAllah penuh semangat serta kesolidan dalam memenej Lembaga Dakwah ini.  Bertepatan tanggal 3-6 Maret lalu telah terselenggaranya Musyawarah Besar LDK MATIMSYA yang alhamdulillah terpilih seorang pemimpin pejuangan dakwah perindu surga pemburu pahala penuh semangat, tetap tenang dan tanggap dalam pahitnya tantangan ummat, kokoh bagi akar yang terhunjam kuat dalam bumi dakwah. Tetap semangat dan istiqomah fisabilillah !!!

Kesadaran

Oleh : Abdul Rojib

(Tarbiyah/PAI 2010)

Kesadaran merupakan suatu yang dimiliki oleh manusia dan tidak ada pada ciptaan Tuhan yang lain. Kesadara yang dimiliki oleh manusia merupakan bentuk unik dimana ia dapat menempatkan diri manusia sesuai dengan yang diyakininya. Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang merupakan refleksi tetang realitas dan manusia. Manusia dalam melahirkan cinta untuk semua merupakan jawaban untuk eksistensi manusia yang membutuhkan rasa dan sayang dari yang lain. Begitupula, tetang kesadaran merupakan sangat berkaitan dengan manusia bahkan yang membedakan manusia dengan binatang. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap            realitas.
Sebelumnya perlu kita ketahui dulu bahwa perkembangan kesadaran seseorang meningkat dari hanya memahami yang kelihatan (fisik) hingga memahami yang tak kelihatan (non fisik). Kesadaran yang paling rendah adalah kesadaran inderawi. Selanjutnya yang lebih tinggi adalah kesadaran rasional, lalu kesadaran spiritual, dan paling tinggi adalah kesadaran            tauhid.

1. Kesadaran inderawi

Kesadaran inderawi adalah kesadaran yang sifatnya dipicu oleh panca indera. Melalui kesadaran ini maka kita bisa melihat matahari terbit dari sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat. Kesimpulan yang diambil dari kesadaran inderawi ini            terbatas            pada    kemampuan     indera  kita.

2. Kesadaran rasional

Ternyata setelah indera kita tak mampu lagi menjelaskan, manusia bisa naik ke tingkat kesadaran berikutnya yaitu kesadaran rasional. Kesadaran rasional ini menggunakan pikiran untuk menjangkau sesuatu yang tak terjangkau indera. Misalnya, secara inderawi kita hanya mampu melihat bahwa matahari terbit dari timur dan terbenam di barat. Dengan menggunakan akal, dibantu dengan alat-alat yang lebih canggih, manusia kemudian dapat membuat kesimpulan bahwa bumi itu bulat, bumi berotasi ke arah timur, dan bahkan bumi mengelilingi matahari.

Dengan kemampuan pikiran rasional pula manusia yakin bahwa bumi tidak datar, tapi bulat. Setelah ditemukannya teleskop yang mampu melihat benda langit (planet lain), manusia semakin yakin bahwa bumi itu bulat, bukan datar seperti perkiraan sebelumnya. Kita dapat melihat bahwa dengan kemampuan rasional manusia dapat mengambil kesimpulan jauh di luar apa yang dapat sicapai dengan indera. Ibaratnya kesadaran inderawi menggunakan mata fisik, kesadaran rasional menggunakan mata pikiran. Pada kesadaran rasional inilah muncul pengetahuan    ilmiah.

3. Kesadaran Spiritual

Ketika manusia bahkan dengan pikiran rasionalnya tak mampu lagi membuat penjelasan, maka dia akan naik ke tingkat kesadaran spiritual. Kini para ahli telah mengembangkan teori big bang untuk menjelaskan terjadinya alam semesta. Teleskop luar angkasa Hubble telah memeberikan bukti betapa dahsyat dan luasnya alam semesta. Namun kesadaran rasio manusia tak akan mampu menjelaskan ada apa di luar tepi-tepi batas semesta, ada apa sedetik sebelum big bang terjadi, dan apa tujuannya terjadi alam yang luas dengan bumi yang setitik debu di dalamnya ini. Semua kelelahan kesadaran rasional itu membawa manusia ke tingkat kesadaran spiritual, yaitu menyadari adanya sesuatu yang maha dahsyat di balik semua yang tak terjangkau rasio itu. Inilah kesadaran yang mengakui keberadaan Tuhan. Di sinilah muncul pengetahuan nurani atau suara hati.

4. Kesadaran Tauhid

Kesadaran spiritual belum tentu menghasilkan kesimpulan yang benar. Pada zaman purba, manusia menyembah berhala, kekuatan alam seperti gunung dan matahari, atau kekuatan roh seperti jin. Semakin moderen mulailah muncul kepercayaan atas dewa-dewa, yaitu bahwa pada setiap benda/makhluk ada tuhannya masing-masing. Ada tuhan pohon, angin, monyet, tikus, dan sebagainya. Memang untuk level kesadaran spiritual ini manusia membutuhkan petunjuk wahyu, suatu yang di luar akal manusia, bahkan di luar nurani. Kecerdasan spiritual yang berdasarkan hati nurani masih bisa menyesatkan, misalnya pada kebudayaan Aztek manusia dikorbankan kepada dewa matahari melalui keyakinan yang didasarkan suara hati. Pada tingkatan tertentu, suara hati tak lagi mampu. Misalnya, mengapa kita tega menyembelih kambing? Bukankah suara hati kita miris dan menganggapnya kekejaman? Alasan kuat kita yakin bahwa menyembelih kambing itu sesuatu yang benar (walaupun suara hati memprotesnya) adalah karena tuntunan agama wahyu. Wahyu mengatakan bahwa menyembelih kambing atas nama Allah adalah sah, sedangkan memenggalnya (bukan menyembelih) atau mengatasnamakan berhala adalah sesuatu yang haram.

Pengetahuan pada level kesadaran Tauhid ini bukan sekedar pengetahuan yang didasarkan pada kesadaran spiritual, namun lebih tinggi lagi karena menjawab persoalan yang terus tak terjawab oleh kesadaran spiritual. Misalnya, apakah tuhan itu banyak? Berapa banyak? Apa sih yang diinginkan tuhan? Mengapa sih manusia diciptakan? Kemana sih kita setelah mati? Semuanya itu dijawab melalui wahyu yang diturunkan kepada para Nabi dan      Rasul.

KETIDAKSADARAN

Ketidaksadaran memiliki 2 lingkaran : ketiaksadaran pribadi dan kolektif.

1. Ketidaksadaran Pribadi

Ketidaksadaran pribadi meliputi ingatan dan hal-hal yang tertekan. Ketidaksadaran pribadi berisi komplek (konstelasi) perasaan, pikiran, persepsi, ingatan yang terdapat dalam ketidaksadaran pribadi. Kompleks memiliki inti yang bertindak seperti magnet menarik berbagai pengalaman ke       arahnya.

2. Ketidaksadaran Kolektif

Bila kita cermati, sering kita melihat sebuah peristiwa menarik! Peristiwa itu tentu akan menggundang kehadiran masa (banyak orang), baik secara harfiah berupa kehadiran fisik orang, maupun kehadiran masa yang datang hanya melalui komentar. Peristiwa menarik tersebut terlepas dari apakah peristiwa tersebut positif atau negatif tak terbedakan, hanya saja  bila dicermati lebih lanjut peristiwa buruk/negatif/kontroversialah yang menggundang kehadiran partisipan. Mereka masuk dan terlibat dalam suasana atau peristiwa yang berhasil menarik empati diri kita masuk ke dalam suasana (lebih sering terjadi di peristiwa yang mengandung  situasi  absurd) dan selanjutnya peristiwa ini akan berakhir secara perlahan dengan sendirinya, sayang biasanya tanpa solusi.

Manusia berkumpul, berkerumun, memusatkan perhatian (yaitu prristiwa menarik), selanjutnya tenggelam dalam suasana yang terciptakan. Selanjutnya, terkadang banyak orang secara tidak sadar terlibatkan dirinya dalam kejadian yang tak terkirakan. Kaum reaktif akan menanggapi, merespon, mereaksi menurut cara pandang masing-masing tetapi dalam satu kerangka menyerang pihak yang tersalahkan, apalagi pihak tersalahkan yang tidak mungkin mengelak, membela diri, bahkan dalam kekalahan mutlak sekalipun (tak perduli pihak tersalahkan telah mengakui dan meminta maaf). Awam tidak menarik diri, tetapi justru semakin menghujani dengan berbagai reaksi (sering menjadi merusak (vandalisme, menyerang!). Pada situasi ini kadang muncul pemimpin atau sekedar penggerak yang tak bertanggung jawab! Mungkinkah  mereka secara bersama-sama terjebak dalam ketidaksadaran kolektif (Unconcicious). Dalam dinamika kelompok, yaitu proses menjadinya kelompok memungkinkan proses ketidaksadaran kolektif itu terjadi. Bila dapat muncul pemimpin kharismatis positif, maka peristiwa ketidaksadaran kolektif ini dapat teredakan lebih cepat!

Sumber :

TEORI EMOSI ELIZABETH B. HURLOCK

TEORI  EMOSI  ELIZABETH  B. HURLOCK

A. Pengertian Emosi

Apakah definisi dari emosi? Apakah sebagian orang mendefinisikan emosi sama seperti perasaan yang mendalam apabila dirasakan? Emosi dan perasaan adalah dua konsep yang berbeda, tetapi perbedaan keduanya tidak dapat dinyatakan secara tegas. Emosi dan perasaan merupakan gejala emosional yang secara kualitatif berkelanjutan tetapi tidak jelas batasannya. Pada suatu saat warna afektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi dapat disebut sebagai emosi. Misalnya, marah yang ditunjukkan dalam bentuk diam. Oleh karena itu, emosi dan perasaan tidak mudah untuk dibedakan.

Penggolongan emosi dapat dibedakan menjadi menjadi sebagai berikut :

1. Emosi yang sangat mendalam (misalnya sangat marah atau sangat takut) menyebabkan aktivitas yang sangat tinggi, sehingga seluruh tubuh diaktivkan, dan dalam keadaan seperti ini sukar untuk menentukan apakah seseorang sedang takut atau sedang marah

2. satu orang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara. Misalnya kalau marah satu orang contohnya dapat gemetar di tempat dan yang lain mungkin memaki atau yang lain lagi mungkin lari dan diam.

3. Nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan pada sifat rangsangnya buakan pada keadaan emosinya sendiri. Jadi ’takut’ adalah emosi yang timbul terhadap suatu bahaya dan ’marah’ adalah emosi yang timbul dari suatu yang menjengkelkan.

Pada saat emosi, sering terjadi perubahan-perubahan fisik pada seseorang, seperti :

a. reaksi elektris pada kulit meningkat bila terpesona

b. peredaran darah bertambah cepat bila marah

c. denyut jantung bertambah cepat bila terkejut

d. bernapas panjang kalau kecewa

e. pupil mata membesar bila marah

f. air liur mengering bila takut atau tegang

g. bulu roma berdiri kalau takut

h. pencernaan menjadi sakit atau mencret-mencret kalau tegang

i. otot menjadi tegang atau bergetar

j. komposisi darah berubah dan kelenjar-kelenjar lebih aktif

Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978:79) reaksi yang menyenangkan pada bayi dapat diperoleh dengan cara mengubah posisi tubuh secara tiba-tiba, membuat suara keras atau membiarkan bayi menggunakan popok yang basah. Rangsangan ini menimbulkan reaksi emosional berupa tangisan dan ativitas yang kuat. Sebaliknya reaksi yang menyenangkan dapat tampak jelas tatkala bayi menyusui pada ibunya.

Pada umumnya anak kecil lebih emosional daripada orang dewasa karena pada usia ini anak masih relatif muda dan belum dapat mengendalikan emosinya. Anak kecil memiliki perilaku yang sangat memaksa. Mereka hanya mempunyai sedikit kendali dari dorongan hati mereka dan mudah merasa putus asa. Pada saat anak mencapai usia tiga tahun mereka sudah menumbuhkan beberapa sikap toleransi untuk mengatasi hal tersebut. Mereka juga sudah dapat mengembangkan beberapa sikap pengendalian diri; mereka tidak bereaksi terhadap setiap dorongan hati. Perkembangan emosi berkaitan dengan pengendalian diri, apa yang disukai dan yang tidak disukai.

.Pada usia dua sampai empat tahun, karakteristik emosi anak muncul pada ledakan amarahnya atau temper tantrums (Elizabeth B. Hurlock, 1978). Anak yang berusia tiga dan empat tahun menyenangi kejutan-kejutan dan juga peristiwa roman. Mereka memerlukan keamanan dengan mengetahui bahwa ada suatu struktur dalam kehidupan sehari-hari. Anak yang berusia tiga dan empat tahun juga sudah mulai menunjukkan selera humor. Pada usia lima sampai enam tahun anak mulai matang dan mulai menyadari akibat-akibat dari emosinya. Ekspresi emosi anak dapat berubah secara drastis dan cepat, contohnya baru saja anak menangis tetapi setelah beberapa menit kemudian anak bisa gembira lagi karena mendapatkan hiburan dari orang yang mengendalikan emosinya.

Anak-anak yang berusia tujuh dan delapan tahun mulai mencoba kembali untuk memperoleh kendali yang lebih baik lagi dari tanggapan emosional mereka. Mereka mulai menyadari kondisi di dunia dan lebih menaruh perhatian terhadap cerita-cerita baru yang mereka lihat di televisi atau yang mereka dengar dari bahan diskusi orang-orang dewasa.

Anak yang berusia tujuh dan delapan tahun mulai menunjukkan ketekunan di dalam usaha yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan mereka. Ini sering menyebabkan orang tua mereka menjadi kesal dimana ketika anak meminta orang tua untuk melakukan suatu hal secara berulang kali. Pada usia ini anak-anak mengembangkan sikap empati yang lebih memperkenalkan diri kepada orang lain dan juga merasa bersalah ketika mereka melukai orang lain, baik secara fisik ataupun emosional. Mereka mencoba untuk menimbulkan rasa nyaman terhadap keluarga atau teman tanpa diminta untuk melakukannya.

Sedangkan pola emosi remaja juga hampir sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi yang secara normal sering dialami remaja adalah kasih sayang, gembira, amarah, takut dan cemas, cinta, cemburu, kecewa, sedih dan lain-lain. Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosi dan pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap emosinya.

Hurlock membagi ciri-ciri emosional remaja dalam dua rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.

Adapun ciri-ciri emosional remaja berusia 12-15 tahun adalah sebagai berikut :

  • Cenderung bersikap pemurung. Sebagian disebabkan karena perubahan biologis dalam hubungannya dengan kematangan seksual dan sebagiannya lagi karena kebingungannya dalam menghadapi orang dewasa. Karena kemurungan, hal ini dapat memicu terjadinya suasana hati yang depresi yang lebih banyak dialami oleh perempuan.
  • Ada kalanya bersikap kasar dalam menutupi kekurangannya dalam hal percaya diri
  • Ledakan-ledakan kemarahan sering terjadi sebagai akibat dari kombinasi ketegangan psikologis, ketidakstabilan biologis dan kelelahan karena bekerja yang terlalu keras atau pola makan yang tidak tepat ataupun tidur yang kurang cukup.
  • Cenderung berperilaku tidak toleran terhadap orang lain dengan membenarkan pendapatnya sendiri
  • Mengamati orang tua dan guru secara lebih objektif dan mungkin marah apabila tertipu dengan gaya guru yang bersifat sok tahu.

Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun adalah sebagai berikut :

  • Sering memberontak sebagai ekspresi dari perubahan dari masa kanak-kanak ke dewasa
  • Dengan bertambahnya kebebasan, banyak remaja yang mengalami konflik dengan orang tuanya. Mereka mengharapkan perhatian, simpati dan nasihat orang tua.
  • Sering melamun untuk memikirkan masa depannya.

Banyak remaja yang tidak dapat mengelola emosinya secara lebih efektif. Sebagai akibatnya mereka rentan mengalami depresi, kemarahan, kurang mampu meregulasi emosinya yang selanjutnya dapat memicu munculnya berbagai masalah seperti kesulitan akademis.

Ciri-ciri emosi yang dapat dibedakan antara emosi anak dan emosi orang dewasa adalah sebagai berikut :

Emosi Pada Anak

Emosi Pada Orang Dewasa

Berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba Berlangsung lebih lama dan berakhir dengan lambat
Terlihat lebih hebat dan kuat Terlihat lebih hebat atau kuat
Bersifat sementara atau dangkal Lebih lama
Lebih sering terjadi Jarang terjadi
Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya Sulit diketahui karena lebih pandai menyembunyikannya

B. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi

Hurlock mengatakan bahwa kecerdasan emosioanal adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Kecerdasan emosi adalah kecerdasan yang dimiliki seseorang yang dapat mengendalikan emosinya, menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.

Aspek-aspek kecerdasan emosi adalah sebagai berikut :

1. Pengelolaan diri

Mengandung arti bagaimana seseorang mengelola diri dan perasaan-perasaan yang dialaminya dan tahan terhadap frustasi.

2. Kemampuan untuk memotivasi diri

Kemampuan ini berguna untuk mencapai tujuan jangka panjang untuk mengatasi setiap kesulitan yang dialami bahkan untul mekegakan kegagalan yang terjadi.

3. Empati

Empati ini dibangun dari kesadaran diri dengan memposisikan diri senada, serasa dengan emosi orang lain akan membantu untuk memahami perasaan orang lain tersebut.

4. Keterampilan sosial

Merupakan keterampilan yang dapat dipelajari seseorang semenjak kecil mengenai pola-pola berhubungan dengan orang lain.

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi

Sejumlah penelitian tentang emosi menunjukkan bahwa perkembangan emosi terutama bagi remaja sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan faktor belajar (Hurlock). Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam mempengaruhi perkembangan emosi. Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan berpikir kritis untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti dan menimbulkan emosi terarah pada satu objek. Demikian pula kemampuan mengingat dan menghapal mempengaruhi reaksi emosional. Dengan demikian remaja menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda.

D. Timbulnya Emosi

Emosi timbul karena adanya stimuli pembangkit emosi. Dengan demikian emosi bukan peristiwa keseluruhan sampai timbulnya perasaan dan dorongan serta terjadinya sambutan-sambutan fisis dan fisilogis lewat pekerjaan susunan saraf yang berlangsung secara otomatis. Untuk dapat terjadi peristiwa timbulnya emosi, stimuli harus dihubungkan dengan minat dan kehendak. Sebagai contoh, jika seseorang mengarahkan minatnya terhadap seorang individu, benda atau situasi maka akan terjadilah kemungkinan reaksi potensi emosi sehingga ia distimuli oleh hal-hal tersebut dimana ia menaruh perhatian.

Suatu stimuli yang membangkitkan satu emosi tidak dapat menimbulkan emosi yang lainnya dalam waktu yang sama. Tetapi stimuli yang satu itu dapat saja membangkitkan emosi-emosi yang berbeda dan bahkan berlawanan pada waktu-waktu yang berlainan.

E. Bagaimana cara seseorang dalam mengendalikan emosi?

            Contoh aktivitas yang dapat membantu anak-anak dalam perkembangan emosinya :

  • Mintalah anak untuk menggambarkan suatu situasi di mana rasa frustasi dan kemarahan seharusnya ditangani dengan sewajarnya
  • Menggunakan boneka sebagai model yang tepat dalam pemberian respons terhadap emosi
  • Membantu anak-anak belajar untuk mengakui tentang suatu hal dan memberi label terhadap perasaan mereka sendiri
  • Memilih literatur di mana setiap karakter bereaksi dengan emosi yang sewajarnya dan mendiskusikan bagaimana mereka merasakan dan juga bagaimana mereka bertindak
  • Memberikan rasa empati bagi anak-anak yang merasa ketakutan dan juga yang membutuhkan perhatian
  • Izinkan anak-anak untuk berbagi lelucon mereka, hargai setiap tahapan perkembangan rasa humor mereka.

Sedangkan ada beberapa tahap atau cara untuk mengendalikan emosi seseorang khusunya bagi remaja dan dewasa. Seseorang harus mampu untuk tetap terbuka untuk rasa menyenangkan ataupun tidak menyenangkan, mampu melibatkan diri atau menarik diri secara reflektif dari suatu emosi dan mendasarkan pada pertimbangan informasi dan kegunannya. Berikutnya, seseorang harus mampu memantau emosi secara reflektif dalam hubungan diri sendiri dan dengan orang lain. Selalu berpikir positif dan merefleksikan hanya untuk meluapkan amarah saja dan tidak untuk mendendam.

F. Kesimpulan

Dengan perbedaan emosi antara anak-anak sampai dewasa, kita bisa melihat bagaimana seseorang memperlihatkan emosinya maupun yang hanya diam ataupun yang berlebihan sekalipun emosi tersebut merupakan kemarahan atau kegembiraan. Apabila masih anak-anak emosi yang diperlihatkan cenderung lebih sering terjadi dan berlangsung singkat atau cepat reda, karena biasanya anak kecil lebih gampang terhibur dan melupakan kemarahan atau rasa emosi yang mereka alami. Berbeda dengan remaja atau orang dewasa yang terkadang suka membendung emosinya sampai waktu yang lama dan sulit untuk diluapkan.dan pandai menyembunyikannya, yang terkadang dapat membuat mereka stres atau sakit.

Emosi itu sendiri sebenarnya melibatkan dua hal yang penting yaitu psikologis dan fisik. Hal ini dapat dilihat dari reaksi fisik seseorang yang disertai dengan penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik serta tingkah laku yang tampak.

Orang yang mampu menghadapi frustasinya, mampu memotivasi diri dan mampu mengendalikan diri adalah orang yang mempunyai kecerdasan emosional. Dia mampu juga merasakan empati dan bersikap senada pula bagi orang yang sedang mengalami emosi dan berusaha mengendalikan emosi orang lain tersebut. Sifat ini baik untuk dimiliki seseorang agar tidak mudah menghadapi stres atau kesulitan dan frustasi di dalam hidup.

G. Saran

Bagi anak usia dini yang sudah berusia dua sampai lima tahun, emosi mereka mulai tidak terkontrol dan bersifat memaksa, untuk itu bagi kita para pendidik dan orang tua harus pintar dalam menghadapi emosi si anak dengan cara memberikan perhatian fokus kepada anak dengan lemah lembut tetapi tidak memanjakannya. Apabila hal tersebut masih membuat si anak tidak bisa mengkontrol emosinya, sebaiknya kita abaikan saja dan dengan tegas kita mengatakan bahwa kita sebagai orang tua tidak menyukai tingkah laku anak yang seperti itu, maka anak akan mengerti dan merasa lelah sendiri atas apa yang ia lakukannya itu.

Semakin lama anak akan beranjak dewasa dan semakin mengerti bagaimana ia harus memposisikan emosinya. Sebaiknya kita harus mengajarkan kepada si anak sedari dini untuk bisa menjaga emosinya dan tidak meraung-raung atau malah melakukan aktivitas fisik seperti membenturkan kepala ke dinding atau malah memaki-maki. Karena hal tersebut merupakan hal yang buruk dan hanya memalukan diri sendiri apabila dilakukan di keramaian umum. Berilah pelajaran-pelajaran kecerdasan emosi kepada anak sedari dini agar ketika ia sudah dewasa nanti, ia bisa mengendalikan dirinya dari emosi dan dapat bersikap empati terhadap orang lain.

H. Daftar Pustaka

Lembaga Dakwah Kampus

Lembaga Dakwah Kampus (LDK) adalah sebuah organisasi kemahasiswaan intra kampus yang terdapat di tiap-tiapperguruan tinggi di Indonesia. Organisasi ini bergerak dengan Islamsebagai asasnya. Sebagian besar perguruan tinggi di Indonesiapasti mempunyai LDK. Tiap-tiap perguruan tinggi, nama LDK bisa berbeda-beda. Kadang mereka menyebut dirinya sebagai Sie Kerohanian Islam, Forum Studi Islam, Lembaga Dakwah Kampus, Badan Kerohanian Islam, dan sebagainya.

Lembaga Dakwah Kampus adalah lembaga yang bergerak di bidang dakwah Islam, kampus merupakan inti kekuatannya, dan warga civitas akademika adalah obyek utamanya. Ditinjau dari struktur sosial kemasyarakatan, mahasiswa dan kampus merupakan satu kesatuan sistem sosial yang mempunyai peranan penting dalam perubahan sosial peri-kepemimpinan di tengah-tengah masyarakat. Sedangkan dari potensi manusiawi, mahasiswa merupakan sekelompok manusia yang memiliki taraf berpikir di atas rata-rata. Dengan demikian, kedudukan mahasiswa adalah sangat strategis dalam mengambil peran yang menentukan keadaan masyarakat di masa depan. Perubahan masyarakat ke arah Islam terjadi apabila pemikiran Islam telah tertanam di masyarakat itu. Dengan berbagai potensi strategis kampus, maka tertanamnya pemikiran Islam di dalam kampus melalui dakwah Islam diharapkan dapat menyebar secara efektif ke tengah-tengah masyarakat.

Kondisi obyektif dari masing-masing kampus yang berbeda-beda menjadikan masing-masing Lembaga Dakwah Kampus berkembang dengan pola sendiri-sendiri, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya. Di samping itu, banyaknya persoalan dakwah di dalam kampus menyebabkan Lembaga Dakwah Kampus lebih mengarahkan perhatiannya ke dalam kampusnya masing-masing, dan kurang memberikan perhatian pada kebersamaan gerak dakwah. Keadaan ini berakibat melemahnya kekuatan gerak dakwah secara global. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu jalinan koordinasi yang baik di antara LDK yang ada demi terciptanya kekuatan gerak dakwah yang terpadu dan kokoh laksana satu bangunan yang saling menguatkan.

Merancang Visi Misi Dakwah Kampus

Visi dan Misi Dakwah Kampus

Sebuah organisasi yang bertujuan besar, tentu memiliki visi dan misi yang besar. Itu tidak lain sebagai perangkat dan pemicu pergerakan dakwah kampus yang akan dirintis, dijalankan atau tengah berkembang pesat. Visi dan Misi harus di buat berdasarkan bukan pada pandangan sesaat terhadap kejadian saat itu, namun visi dan misi itu merupakan perjuangan dakwah di kampus yang akan di lakukan.

Membuat Visi

Sebelum kita melangkah membuat visi dakwah kampus, mari kita dudukan dahulu pengertian visi itu. Menurut kamus online wikipedia, Kata visi berasal dari kata vision dari Bahasa Inggris yang dapat diterjemahkan sebagai pandangan jauh ke depan. Visi sebuah organisasi adalah pandangan umum dari cita-cita yang ingin diwujudkan oleh organisasi tersebut. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia dapat dirumuskan sebagai berikut:

visi : 1. kemampuan untuk melihat pada inti persoalan;

2. pandangan atau wawasan ke depan: seluruh rakyat mempunyai — yang sama mengenai perjuangan bangsa;

3. kemampuan untuk merasakan sesuatu yg tidak tampak melalui kehalusan jiwa dan ketajaman penglihatan;

4. apa yg tampak dalam khayalan;

5. penglihatan; pengamatan”

Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa Visi merupakan gagasan jauh ke depan yang akan diwujudkan atau di cita-citakan oleh badan dakwah kampus yang ada.

Langkah-Langkah penting membuat Visi Dakwah Kampus.

  1. Kumpulkan bersama-sama orang-orang yang mempunyai gagasan mulia terhadap dakwah kampus, kemudian galilah tujuan apa yang ingin di capai kedepannya dalam kehidupan dakwah kampus.
  2. Lakukan pula pengumpulan kalimat-kalimat visi dan setiap kalimat yang diberikan haruslah ada rujukan dasarnya atau alas an kenapa mengambil visi tersebut
  3. Musyawarahkan secara bersama-sama dan rangkai kalimat tersebut sesuai kesepakatan bersama.

Visi yang baik adalah visi yang mampu mengikat, mengkuatkan dan meningkatkan keorganisasian. Visi itu pula harus mampu pula bertahan dan dikembangkan selalu agar tidak seringkali berubah amandemen kalimat visinya.

Contoh-contoh kalimat visi:

  1. Meretas menuju pusat aktivitas kehidupan kampus yang mandiri, bertanggung jawab dan menjadikan Islam sebagai tujuan perjuangan.
  2. Melanjutkan Kehidupan Islam dan Menjadikan Lembaga Dakwah Kampus sebagai pusat peradaban

Membuat Misi

Apakah itu misi ? Sesuai dengan kamus wikipedia online dirumuskan bahwa misi adalah

  1. perutusan yang dikirimkan oleh suatu negara ke negara lain untuk melakukan tugas khusus dalam bidang diplomatik, politik, perdagangan, kesenian, dan sebagainya
  2. tugas yang dirasakan orang sebagai suatu kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme, dan sebagainya

Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia

“Misi = perutusan yg dikirimkan oleh suatu negara ke negara lain untuk melakukan tugas khusus dl bidang diplomatik, politik, perdagangan, kesenian, dsb: — perdagangan kita akan mengadakan kunjungan ke luar negeri; 2 tugas yg dirasakan orang sbg suatu kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme, dsb;”Merupakan penjabaran dari visi

EMOSI

A. Pengertian Emosi
Menurut Crow & Crow (1958) pengertian emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik yang berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Emosi adalah warna afektif yang kuat dan disertai oleh perubahan-perubahan pada fisik.Pada saat terjadi emosi sering kali terjadi perubahan-perubahan pada fisik antara lain
1. Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona
2. Peredaran darah : bertambah cepat bila marah
3. Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut
4. Pernafasan : bernafas panjang kalau kecewa
5. Pupil mata : membesar bila marah
6. Liur : mengering kalau takut atau tegang
7. Bulu roma : berdiri kalau takut
8. Pencernaan : mencret-mencret kalau tegang
9. Otot : menegang dan bergetar saat ketakutan atau tegang
10. komposisi darah : akan ikut berubah karena emosi yang menyebabkan kalenjar-kalenjar lebih aktif.

B. Komponen Emosi
Emosi manusia memiliki beberapa komponen yang penting yaitu :
-Respons atau reaksi tubuh internal, terutama yang melibatkan sistem otomatik ,
misalnya : bila marah suara menjadi tinggi dan gemetar
-Keyakinan atau penilaian kognitif bahwa telah terjadi keadaan positif/negatif
-Espresi wajah
-Reaksi terhadap emosi , misalnya marah-marah menjadi agresi atau gembira
hingga meneteskan air mata.

GEJOLAK EMOSI ANAK
A. Karaklteristik Emosi Anak
1. Sangat peka perasaannya.
2. Menunjukkan gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran dalam menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang lain).
3. Sangat perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu yang tidak dirasakan oleh orang-orang lain).
4. Memiliki perasaan yang dalam atas sesuatu.
5. Peka dengan adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar (suara, aroma, cahaya).
6. Pada umumnya introvert.
7. Memandang suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.
8. Sangat terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru
9. Alaminya memiliki ketulusan hati yang lebih dalam dibanding anak lain.

B. Penyebab Emosi Anak
Ada berbagai perilaku ledakan emosi, mulai dari menangis dan melolong hingga menjerit, menendang, memukul, maupun menahan nafas kuat-kuat. Bahkan anak kecil yang baik sekalipun terkadang bisa mengalami ledakan emosi yang sangat kuat. Ini adalah bagian pengembangan diri yang normal dan tidaklah perlu dipandang sebagai sesuatu yang negatif. Perlu disadari bahwa anak-anak belum memiliki kemampuan kontrol diri seperti orang dewasa.
Beberapa penyebab dasar dari ledakan emosi yang sering dikenali adalah kebutuhan akan perhatian, lelah, lapar, ataupun perasaan tidak nyaman. Sebagai tambahan, ledakan emosi ini adalah akibat frustasinya si anak karena mereka tidak bisa mendapatkan sesuatu (misalnya suatu benda ataupun perhatian orangtuanya) untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Frustasi merupakan suatu bagian dari hidup mereka yang tidak bisa dihindarkan sembari mereka mempelajari bagaimana manusia, benda, dan tubuh mereka bekerja.
Penyebab lain dari ledakan emosi terjadi saat anak harus melewati suatu masa dimana kebutuhan akan otonomi meningkat. Di masa ini mereka ingin mendapatkan suatu kebebasan dan pengendalian. Sebenarnya hal ini adalah kondisi yang bagus untuk memupuk semangat berjuang, di mana seringkali anak berpikir “aku bisa mengerjakannya sendiri” atau “aku mau itu, berikan itu padaku”. Nah, saat mereka merasa bahwa mereka tidak bisa mengerjakan atau tidak bisa memperoleh apa yang mereka inginkan, maka ledakan emosi bisa terpicu.

GEJOLAK EMOSI REMAJA

A. Karakteristik Emosi Remaja
Masa remaja secara tradisional dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, dimana pada masa itu emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kalenjar. Namun tidak semua remaja menjalani masa badai dan tekanan, namun benar juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi usaha penyesuaian diri terhadap pola perilaku baru dan harapan sosial baru.
Pola emosi masa remaja sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis yang secara normal dialami adalah : cinta atau kasih sayang, gembira, amarah, takut, sedih dan lainnya lagi. Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosinya dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi mereka.
Biehler (1972) membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
• Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun :
1. Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
2. Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
3. Kemarahan biasa terjadi
4. Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri
5. Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif
• Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun :
1. “Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak menuju dewasa
2. Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
3. Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja
1. Belajar dengan coba-coba
Anak belajar secara coba-coba untuk mengekspresikan emosi dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya dan menolak perilaku yang memberikan pemuasan sedikit atau sama sekali tidak memberikan kepuasan.
2. Belajar dengan cara meniru
Dengan cara mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain. Anak-anak bereaksi dengan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan orang-orang yang diamatinya.
3. Belajar dengan mempersamakan diri
Anak menyamakan dirinya dengan orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan emosional yang kuat dengannya. Yaitu menirukan reaksi emosional orang lain yang tergugah oleh rangsangan yang sama.
4. Belajar melalui pengkondisian
Dengan metode ini objek situasi yang pada mulanya gagal memancing reaksi emosional, kemudian dapat berhasil dengan cara asosiasi. penggunaan metode pengkondisian semakin terbatas pada perkembangan rasa suka dan tidak suka, setelah melewati masa kanak-kanak.
5. Pelatihan atau belajar di bawah bimbingan dan pengawasan
Dengan pelatihan, anak-anak dirangsang untuk bereaksi terhadap rangsangan yang biasa membangkitkan emosi yang menyenangkan dan dicegah agar tidak bereaksi secara emosional yang tidak menyenangkan.